Menteri Bintang: Penuhi Hak Anak dalam Kondisi Apapun

Menteri Bintang: Penuhi Hak Anak dalam Kondisi Apapun

JAKARTA (suarasiber.co.id) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga menegaskan upaya pemenuhan hak anak wajib dipenuhi tanpa terkecuali dalam kondisi apapun, apalagi selama masa pandemi seperti saat ini. Menteri Bintang mengakui saat ini banyak sekali tantangan yang harus dihadapi bersama namun kondisi ini tidak boleh menghambat masyarakat dan stake holder pemangku kebijakan untuk tetap memenuhi setiap hak anak meski dalam situasi tersulit sekalipun dan tidak memandang diskriminasi.

“Situasi pandemi yang belum usai, membuat kondisi semakin sulit termasuk pada anak. Namun, kepentingan terbaik bagi anak, harus menjadi dasar setiap keputusan yang menyangkut kehidupan anak. Melihat kompleksitas masalah yang kita hadapi saat ini, sudah sepatutnya kita bekerja sama untuk dapat memenuhi hak-hak anak-anak kita, demi Indonesia yang maju. Tanpa dukungan multi pihak, kemajuan Indonesia tidak akan pernah tercapai,” ujar Menteri Bintang saat menghadiri sesi pleno 1 webinar Pekan #BerpihakPadaAnak 2021 yang diselenggarakan oleh Save The Children melalui Yayasan Tunas Cilik dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional 2021 pada Selasa (27/07).

Menteri Bintang mengajak seluruh pihak untuk bekerjasama dan bersinergi dalam urusan pemenuhan dan perlindungan terhadap anak dengan mengutamakan kepetingan terbaik bagi anak.

“Tentunya setiap dari kita, baik sebagai pribadi maupun sebagai perwakilan dari institusi dapat memberikan kontribusi, sesuai dengan keahlian masing-masing, bahkan dapat dimulai dari lingkup terkecil sekalipun yaitu keluarga. Kami juga siap bersinergi, berkolaborasi sesuai dengan tugas dan fungsi yang kami miliki demi memastikan hak anak-anak kita terpenuhi dan terlindungi sebaik-baiknya,” imbuh Menteri Bintang.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Yayasan Tunas Cilik, Selina Patta Sumbung mengungkapkan peringatan Hari Anak Nasional menjadi momentum pengingat bagi kita semua untuk menghormati hak-hak anak sebagai generasi penerus bangsa. “Kondisi pandemi Covid-19 semakin mempersulit keadaaan anak-anak yang harus menyesuaikan diri dengan pola hidup yang baru. Untuk itu, kita harus membantu mereka agar dapat tetap terpenuhi haknya dan terlindungi dalam kondisi apapun,” ungkap Selina.

Selina menambahkan Save The Children melalui Yayasan Tunas Cilik akan terus berkomitmen untuk melakukan upaya pemenuhan hak anak. “Kami akan terus berupaya dengan melakukan pencegahan kematian bayi baru lahir dan stunting, pengembalian pendidikan yang hilang bagi anak yang yang terpuruk dan disabilitas melalui sistem pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan, penguatan sistem perlindungan anak termasuk akses bantuan sosial, dan peningkatan daya resiliensi anak dan komunitas akibat perubahan iklim dna risiko bencana melalui perlindungan sosial sensitif anak. Kami menyambut baik kerja bersama dan sinergi strategis yang dibangun dengan berbagai pihak terutama pemerintah dalam upaya pemenuhan dan perlindungan anak Indonesia,” tambah Selina.

Lebih lanjut, Staf Ahli Menteri PPN/Bappenas Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Vivi Yulaswati mengungkapkan bicara tentang anak, Indonesia bercita-cita menjadi negara maju pada tahun 2045 namun, pandemi covid-19 berpotensi menunda sasaran visi 2045.

“Untuk itu, SDGs bisa dicapai dengan kolaborasi seluruh pihak, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri untuk mencapai target tersebut. Salah satu upaya yang pemerintah lakukan di masa pandemi yakni memastikan anak-anak bisa vaksin secara merata. Hal ini dilakukan dapat membentuk imunitas anak karena penanganan pandemi tidak bisa hanya dengan sosial distancing. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia menimbulkan dampak terhadap ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan seluruh sektor lainnya,” ujar Vivi.

Vivi mengatakan untuk dapat bertahan dan pulih dari pandemi Indonesia telah menyusun rencana redesain transformasi ekonomi Indonesia yang lebih inklusif dan bekelanjutan. “Terdapat enam strategi yang merupakan “game changer” untuk menuju Indonesia Maju diantaranya strategi sumber daya manusia berdaya saing utamanya dalam hal kesehatan, pendidikan, dan riset inovasi, selanjutnya strategi ekonomi hijau, strategi integrase ekonomi domestik, strategi produktivitas sektor ekonomi, strategi transformasi digital, dan strategi pemindahan ibu kotan negara dengan tujuan sumber pertumbuhan baru serta pemerataan ekonomi,” terang Vivi.

Perwakilan Anak Rekomendasi Child-Led Report VNR SDGs 2021, Ranti mengungkapkan suara anak Indonesia yang ingin agar tidak ada lagi anak yang tertinggal dalam pembangunan karena latar belakang pendidikan, ekonomi, dan lainnya.

“Seperti yang kita ketahui tujuan pembangunan berkelanjutan memiliki dampak terhadap anak. Untuk itu, anak juga perlu dilibatkan dalam pembangunan, didengarkan suaranya, dan dipenuhi hak-haknya. Anak perlu dilibatkan dalam pembangunan dan pengambilan keputusan sebab kami yang mengetahui apa yang kami butuhkan sehingga pemerintah dapat membuat kebijakan yang tepat sasaran. Selain itu, kami juga ingin menjadi bagian yang berkontribusi dalam pembangunan bukan hanya menikmati hasil dari pembangunan,” ujar Ranti.

(BIRO HUKUM DAN HUMAS
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK)

Mari Berbagi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *