SURAKARTA (suarasiber.co.id) – Operasi Mandiri Wilayah dan Sosialisasi Peraturan Keimigrasian terhadap orang asing mulai dilakukan kembali oleh jajaran Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah. Kali ini wilayah Solo Raya menjadi target operasi dilakukannya penegakan hukum di bidang Keimigrasian.
Terhitung sejak Rabu (25/08) hingga Jumat (27/08) sebanyak 17 (tujuh belas) perusahaan PMA/ PMDN yang mempekerjakan Warga Negara Asing (WNA) menjadi sasaran operasi yang dipimpin oleh Kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian, Herawan Sukoaji didampingi Kasubid Intelijen Teguh Mentalyadi dan Kasubid penindakan Tita Tri Handayawati.
17 (tujuh belas) perusahaan itu adalah PT. Samkyung, PT. Tupai Adyamas, PT. Pan Brothers, PT. Bengawan Solo, PT. Cartini, PT. Tun Hong, PT. JS. Corp, PT. Sari Warna Asli, PT. Hansoll, PT. Index, PT. Kanaan Global Indonesia, PT. Pan Rama Vista Garment, PT. Rina Jaya Garment, PT. Gemopia Indonesia, PT. Aritex Bumi Garment Indonesia, PT. Sun Woo, dan PT. Mandara Arjuna Sakti.
Keseluruhan perusahaan tersebut total mempekerjakan WNA sebanyak 64 (enam puluh empat) orang.
Pada prinsipnya menurut Herawan, seluruh perusahaan telah memahami dan mematuhi aturan Keimigrasian. Hal ini dibuktikan dengan kesesuaian dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam aktivitas pekerjaan para WNA yang telah sesuai dengan aturan berlaku.
Selain itu, tim juga melakukan Sosialisasi Peraturan Keimigrasian pemahaman mengenai Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian dan sosialisasi aplikasi Pelaporan Orang Asing (APOA) Berbasis QR Code terhadap WNA dan Penjamin/Sponsor.
Tujuannya tak lain untuk melakukan pendataan, kebermanfaatan dan pengawasan terhadap orang asing yang berkegiatan di perusahaan tersebut sehingga meminimalisir terjadinya Pelanggaran.
Pada umumnya kegiatan operasi ini disambut dengan baik oleh pihak perusahaan dan berjalan dengan lancar serta tertib dengan senantiasa menerapkan protokol kesehatan. (Humas)
