SERANG (suarasiber.co.id – Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengungkapkan, pandemi covid-19 memberikan dampak dan perubahan yang luar biasa dari segala bidang, khususnya pada bidang pendidikan. Aspek tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial serta pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi Covid-19 juga menjadi pertimbangan.
“Semakin lama pembelajaran tatap muka tidak terjadi, semakin besar dampak negatif yang terjadi pada anak,” kata Andika dalam sambutannya pada acara HUT ke-16 Himpaudi atau Himpunan Pendidik Anak Usia Dini di gedung Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Selasa (31/8).
Salah satu dampak negatif dimaksud, kata Andika, potensi penurunan kemampuan belajar atau learning loss yang berisiko terhadap pembelajaran jangka panjang, baik kognitif maupun perkembangan karakter.
Di satu sisi, lanjut Andika, teknologi informasi benar-benar dapat meningkatkan pengalaman belajar khususnya pada masa pandemi Covid-19 saat ini. “Namun di sisi yang lain, terdapat tantangan dalam proses pembelajaran di rumah seperti pengaruh dari penggunaan jaringan internet,” imbuhnya.
Lebih jauh Andika mengungkapkan saat ini seluruh wilayah Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten keluar dari zona merah (risiko tinggi) penyebaran Covid-19. Data Dinas Kesehatan Provinsi Banten, pada tanggal 29 Agustus 2021, kata Andika, 5 wilayah Kabupaten/Kota masuk zona kuning yaitu Kabupaten Serang, Lebak, Pandeglang, Tangerang dan Kota Tangerang. Sedangkan 3 wilayah Kabupaten/Kota masuk zona oranye yaitu Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang Selatan. “Semoga pandemi segera berakhir dan secara bertahap siswa dapat mengikuti pembelajar tatap muka khususnya siswa-siswa PAUD di Provinsi Banten,” kata Andika.
Sementara itu Bunda PAUD Provinsi Banten Adde Rosi Choirunnisa dalam sambutannya mengatakan, pandemi Covid-19 telah meluluhlantakkan berbagai sendi kehidupan termasuk pendidikan usia dini. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan yang paling terdampak di dunia sejak pandemi Covid-19 ini melanda dunia.
Unicef PBB, kata wanita yang juga anggota Fraksi Golkar DPR RI dari Dapil Lebak dan Pandeglang ini, dalam laporannya agustus 2021, menyatakan bahwa sedikitnya 80 juta anak usia dini di seluruh dunia kehilangan pendidikan akibat pandemi ini. “Padahal pendidikan usia dini merupakan pondasi penting untuk aspek perkembangan anak yang paling dasar,” imbuhnya.
Di Indonesia sendiri, kata wanita yang kerap disapa Aci ini, menurut catatan Kemendikbud, September 2020, setidaknya terdapat 6,7 juta siswa jenjang pendidikan anak usia dini yang terdampak pandemi Covid-19.
Bahkan, lanjutnya, tidak hanya berdampak pada siswa anak usia dininya saja, melainkan juga kepada 542 ribu guru Paud se-Indonesia, 203 ribu satuan Paud serta 13,6 juta orang tua siswa anak usia dini.
“Belum lagi, akibat pandemi ini banyak saudara kita yang kini hidup menjanda, menjadi single parent, belajar memulai hidup tanpa suami yang meninggal akibat pandemi ini,” pungkas istri Wagub Banten Andika Hazrumy ini. (Red)