CILEGON, (suarasiber.co.id) – Guna mengantisipasi lahan kering akibat musim kemarau, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Cilegon menyalurkan bantuan sebanyak 62 unit pompa air kepada para petani se-Kota Cilegon.
Kepala Bidang (Kabid) Pertanian DKPP Kota Cilegon Mustofa menjelaskan, sebanyak 44 unit pompa dan 18 unit untuk brigade, sudah di serah terimakan kepada kelompok tani (Poktan) untuk mengairi lahan pertanian padi.
“Pada musim kemarau tahun 2024 ini kemungkinan adanya risiko kekeringan lahan yang dialami oleh para petani. Kita melihat debit air di irigasi sudah menurun,” kata Mustofa, sebagaimana dirilis Diskominfo Kota Cileogn, Rabu, 11 September 2024.
Dia berharap, adanya bantuan pompanisasi tersebut dapat membantu para petani dalam merekayasa pengairan tanaman melalui sistem pompanisasi baik dari kali irigasi maupun dari sumur buatan. “Bantuan sebanyak 62 unit mesin pompa air itu sekarang saya lihat sudah digunakan untuk menyedot sumber air oleh para petani untuk mengairi sawah,” paparnya.
Pihaknya juga berharap dengan disalurkannya mesin pompa tersebut dapat membantu mengatasi kekeringan sawah dan meminimalisir gagal panen. “Mudah-mudahan dengan diberi pompa air itu bisa di manfaatkan untuk mengairi sawah khususnya tanaman padi,” harapnya.
Meski kemarau, untuk sementara ini kebutuhan stok bahan pangan di Kota Cilegon masih terbilang aman. Selain dari luar daerah, beberapa sentra pertanian di Kota Cilegon seperti di Kecamatan Purwakata sudah mulai panen. “Begitu juga sentra di Cibeber dan Jombang sudah mulai menguning,” ungkapnya.
Sementara itu, Lurah Sukmajaya Irfan Sonhaji mengapresiasi bantuan pompa yang disalurkan DKPP Kota Cilegon. Ia berharap pompa tersebut dapat membantu kelompok tani di wilayahnya yang akhir-akhir ini mengaku kesulitan mendapat suplai air.
“Memasuki kemarau ini, para petani padi di Sukmajaya memang kekurangan air karena debit air dari irigasi Nyai Kambang sudah mulai menyusut. Tapi dengan adanya bantuan pompa ini mudah-mudahan bisa membantu mendorong suplai air sehingga para petani tetap bisa bercocok tanam,” harap Irfan. (*)